ANAK PENJAGA KANA: Dalam Surat Untuk Presiden
“Hal paling indah adalah kehidupan!” Apakah kau ingin aku memulainya dari kata-kata itu? Ataukah, dari hal-hal yang lebih jujur, lebih natural. Ini abad 21, tentu kau punya cita-cita dan mimpi. Sesungguhnya aku mau bertanya ‘mau dibawa ke mana negeri ini’. Tapi aku memilih menjadi manusia ironi. Aku tak mungkin lagi mengemas kebenaran dalam otakku sendiri ketika pergi keluar rumah atau saat menulis surat seperti ini. Sesungguhnya aku khawatir ketika kebenaran harus dilahirkan dari sebuah kesepakatan. Sebab dengan begitu tak ada lagi kebenaran aksiomatis. Tapi sudahlah. Tentang hobi, kita berdua sama-sama suka menyanyi, tapi, aku tak punya album seperti Tuan. Persoalannya bukan karena suaraku lebih jelek dari Tuan, hanya saja aku tak punya uang lebih, seperti tuan lakukan untuk mengongkosi produksi. Di situ letak perbedaannya. Selalu ada perbedaan antara yang di bawah dan yang di atas, yang memberi kuasa dan yang menjalankan kuasa. Perbedaannya tentu tak sekadar soal ekonomi, strata sos...