Alkitab: Karya Sastra Teragung
Oleh Greenhill Glanvon Weol
Apakah Sastra Itu?
Kesusastraan, atau “literature” dalam bahasa Inggris, adalah sebuah bentuk seni yang melibatkan kata tertulis sebagai media ekspresinya. Jika seni rupa menggunakan kombinasi bentuk benda, seni lukis menggunakan kombinasi warna, atau seni tari dengan kombinasi gerak dan seni suara dengan kombinasi bunyi, maka sastra menggunakan kombinasi aksara untuk menciptakan sebuah “seni”. Secara umum kita dapat mengatakan bahwa apapun yang dalam bentuk kata-kata terkomposisi dan tertulis sebagai sastra.
Menurut formatnya, sastra dapat di kelompokkan menjadi puisi, prosa, dan drama. Masing-masing bentuk ini memiliki sentuhan yang berbeda dalam memaparkan keindahan yang dikandungnya. Sedang menurut sifatnya, sastra dapat dibedakan menjadi fiksi dan non-fiksi, yang berhubungan erat dengan realistik atau tidaknya materi yang dipaparkan. Tetapi, apapun format dan sifatnya, sastra adalah sebuah buah karya pemikiran yang disusun dalam bentuk kata-kata, atau dalam kata lain: tulisan kreatif.
Sebuah karya sastra juga selain melibatkan imajinasi, dapat juga mencerminkan realitas, sebagaimana dituliskan dalam Theory of Literature: “But furthermore, literature represents life and life is, in large measure, a social reality” (Wellek dan Warren, 1956:94). Pengalaman pribadi baik dari pengarang sendiri maupun orang lain, dan hasil pemikiran pribadi pengarang atau pemikiran-pemikiran yang berasal dari sumber-sumber lain, memiliki pengaruh yang besar terhadap sebuah karya. Theory of Literature menambahkan: “To be sure, literature can be treated as a document in the history of ideas and philosophy” (Wellek dan Warren, 1956:111).
Sebuah karya sastra kemuadian akan selalu memiliki dua fungsi: menghibur dan mendidik (dulce et utile). Memang dalam suatu karya, kadang-kadang dalam sebuah karya sastra, ada kalanya salah satu fungsi kelihatan lebih menonjol dari fungsi yang lain. Walaupun demikian, menurut Rene Wellek dan Austin Warren dalam buku mereka Theory of Literature, sebuah karya selalu akan “sweet and useful” (Wellek dan Warren, 1956:71). Sebuah karya sastra yang baik selalu menjadi “penghibur” dan “guru” bagi penikmatnya
Apakah Alkitab Itu?
Tak ada buku di dunia ini yang telah sangat dicintai, sangat dibenci, sangat dibela, sangat di kutuk selain Alkitab. Banyak yang telah mati demi Alkitab. Banyak juga yang telah membunuh demi Alkitab. Alkitab telah menginspirasi banyak prilaku terbaik yang pernah dibuat seseorang. Perang berkobar dalam Alkitab, revolusi terjadi dalam halaman-halamannya, dan kerajaan jatuh-bangun disana. Manusia dengan berbagai sudut pandang- dari teolog pembebas sampai kapitalis, dari fasis sampai Marxis, dari diktator sampai pembebas- menyelidiki halaman-halamannya. Orang Kristen menyebutnya sebagai “Kitab Suci”. Tetapi mengapa demikian? Alkitab sendiri memiliki jawabannya! Menurut Alkitab sendiri, apakah Alkitab itu?:
• “Kitab-kitab suci” (Roma 1:2)
• “Kitab yang suci” (2 Timotius 3:15)
• “Firman Allah” (Roma 3:2, Ibrani 5:12)
• “Segala tulisan yang di ilhamkan Allah” (2 Timotius 3:16)
• “Penglihatan” (Yesaya 1:1)
• “Firman Tuhan yang dilihat” (Mikha 1:1)
• “Perkataan yang dinyatakan” (Amos 1:1)
• “Ucapan illahi, Firman Tuhan” (Maleakhi 1:1)
Alkitab adalah sebuah kitab suci yang merupakan sebuah firman yang turun dari Allah. Lebih jauh , Alkitab juga menyatakan bagaimana proses penulisannya:
• “Roh Tuhan bebicara melalui perantaraanku, firman-Nya ada di lidahku” (2 Semuel 23:2)
• “Roh Tuhan memasukiku” (Yeheskiel 2:2, 11:5 & 24)
• “Roh suci berkata”, “Roh suci mengindikasikan” (Ibrani 3:7, 9:8)
Sekarang jelaslah bahwa Alkitab adalah tulisan yang di inpirasikan oleh Allah melalui bantuan Roh Suci. Paulus mengungkapkan bahwa Roh Suci membimbing semua utusan-Nya (1 Petrus 1:10,11, 2 Petrus 1:21). Jadi, sebenarnya Tuhan sendirilah pengarang Alkitab dengan perantaraan para nabi-Nya.
Roh Suci menginspirasi kurang lebih 40 pengarang dalam kurun waktu lebih dari 1500 tahun untuk menuliskan Alkitab. Dan, nabi-nabi Tuhan menjadi “penulis”, bukan “pena” dalam proses ini. Ada kalanya mereka menulis kata-kata yang tepat seperti yang di katakan Tuhan, tetapi lebih sering mereka menjelaskan firman-Nya melalui cara, metode, dan kata-kata serta bahasa mereka sendiri. Kesimpulannya: Alkitab adalah firman Tuhan yang di ekspresikan dalam kata-kata manusia.
Alkitab Sebagai Sebuah Karya Sastra Teragung
Mengapa tidak? Mungkin banyak dari kita yang belum sadar akan keberadaan hal ini. Tetapi Alkitab tidak dapat tidak adalah sastra, sebab sebagai mana yang telah dipaparkan sebelumnya, Alkitab memenuhi kriteria sebagai sebuah karya sastra yang antara lain adalah:
• Kata-kata Tertulis
• Merupakan hasil ekspresi pengarangnya
• Memuat ide-ide penulis
• Mengandung bentuk-bentuk sastra
• Memiliki sifat fiksi dan non-fiksi
• Memuat kesaksian pengarang
• Memuat dari inspirasi pihak ketiga
• Memuat rekaman sejarah
• Memuat realitas kehidupan
• Indah dan menghibur
• Bermanfaat
Semua aspek diatas membuktikan bahwa Alkitab adalah sebuah karya sastra, sebuah hasil penulisan kreatif, sebuah seni, yang luar biasa. Sebab, Alkitab bukan Cuma buku biasa. Alkitab adalah sebuah buku yang unik dan suci sebab merupakan hasil kerjasama manusia dan Allah. Alkitab adalah sebuah karya teragung yang tercipta sebagai hasil komunikasi dua arah antara Pencipta dan ciptaannya. Dalam alkitab terkandung unsur “kemanusiaan” yang berasal dari penulisnya, dan unsur “ke-Allahan” yang diturunkan penginspirasinya. Layaknya Yesus, Alkitab memiliki dua unsur tersebut secara utuh. Sebab, walaupun “bertubuhkan” kata-kata dalam bahasa manusia yang penuh dengan keterbatasan dan ketidak sempurnaan, Alkitab tetaplah kesaksian Tuhan. Yang paling luar biasa, adalah bahwa Alkitab adalah sebuah karya sastra yang ABADI. Alkitab telah melewati berkali-kali usaha pemusnahan, mulai dari pemusnahan pada zaman kaisar Roma Dioletian, revolusi Perancis, sampai pemusnahan yang digalang Nazi Jerman. “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu”, demikian tertulis dalam Matius 24:35. “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya”, tambah Yesaya 40:8.
Alkitab adalah sebuah karya sastra teragung karena melaluinya kita dapat mengakrabkan diri kepada Sang Khalik dengan meneliti firman-Nya. Dalam karya sastra yang satu ini, kita tidak hanya dapat menemukan keindahan dan penghiburan, namun juga berkat yang berlimpah dan keselamatan. Alkitab bermanfaat sebagai doktrin hidup, sebagai teguran dan koreksi, sebagai petunjuk hidup dalam kebenaran. “Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik”, 2 Timotius 3:17.
(2005)
Komentar
Posting Komentar