Naskah Drama Rohani 5 Orang


SURAT DARI NERAKA
Sebuah tragedi religi
Adaptasi Fendi Entong

Adegan I : Sodom
Ompi duduk disebuah kursi kayu,didepannya ada sebuah meja kayu,di atas meja terdapat alkitab yang terbuka,asbak penuh puntung rokok, secangkir kopi yang sudah dingin, kertas dan polpen,juga tempat sampah disamping meja. Ompi sesekali menghisap rokoknya yang terselip diantara kedua jari sebelah kiri. Pandangan matanya lurus kearah alkitab. Ekspresi tegang tampak dari balik air mukanya. Tiba-tiba tangannya mulai bergerak kearah alkitab, dipeluknya alkitab itu seolah sudah lama tak bersua. Lalu ekspresinya mulai berubah, Nampak sebuah beban, kemuakan, terpancar darinya. Ditatapnya lagi alkitab dengan penuh kebencian, hingga tangannya gemetar. Dan alkitab itu berakhir di dalam tempat sampah..Seolah tak terjadi apa-apa ia mengambil kopinya dan meminumnya. Kenikmatan jelas terpancar di wajahnya.( rasanya seperti habis bercinta dengan perawan maria,:P) laampu padam.

Adegan II : Getsemani
Lampu menyala. Mex, Dede, Finda, Tita sedang menyanyi.( cari akang tu lagu nyaku nda ada refrensi lagu rohani,hehehe..mar manyanyi depe REF joh,,)
Finda :
Banya orang yang tau akan kebenaran firman Tuhan tapi tidak mengenal kebenaran Allah.
Dede :
Malah mereka justru mendirikan kebenaran mereka sendiri.
Mex :
So itu mereka tidak takluk pada kebenaran Allah.
Tita :
Orang yang benar akan hidup oleh iman
Dede :
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Finda :
Firman itu dekat kepada kita, yakni didalam mulut kita dan didalam hati kita. Itulah firman iman.
Mex :
Torang samua sama di hadapan Tuhan.
Kitab suci bilang “ barang siapa yang berseru kepada Dia tidak akan di permalukan. Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan di selamatkan.
Tita :
Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia? Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat  memberitakan-Nya, jika mereka tidak di utus? Seperti ada tertulis : “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”

Dede :
Yesaya sendiri berkata “ Tuhan,siapakah yang akan percaya pada pemberitaan kami?”
Mex :
Iman timbul dari pendengaran,dan pendengaran oleh firman kristus. Paulus bilang.
Jadi, mulai saat ini sampaikanlah kabar baik kabar keselamatan itu pada saudara-saudaara kita,sahabat kita. Bahwa sorga itu nyata dan benar ada, bahwa neraka itu nyata dan benar ada. Manusia harus hidup baru. Sebelum lebih banyak lagi yang akan turun kejurang maut.

Lalu mereka mengambil air dan menyiramkannya ke kepala mereka masing-masing. Lampu padam.

Adegan III : Solafide
Ompi ditempat bertapanya, segelas kopi, rokok, polpen dan kertaas setia menemani. Ada sebuah pergumulan disana. Ompi mulai mengambil polpen dan kertas dan mulai menulis. Setelah selesai diangkatnya kertas itu, testanya mulai mengerut, ia mulai memuisi dengan suara berat,penuh beban:
Aku rindu kau Tuhan
Aku lelah
Aku telanjang
Aku kotor
Aku hina
Aku buta
Aku berdosa

Aku ingin menemuimu Tuhan
Tetapi aku terlalu lelah untuk mencarimu
Aku rindu hadiratMu Tuhan
Tapi telanjang aku malu
Aku harap pandang wajahmu Tuhan
Tapi buta iman tipu aku
Aku ingin hidup suci Tuhan
Tapi kotorku
Hinaku
Dosaku
Rampas harap dari hidupku

Aku rindu Kau Tuhan
Tapi aku tak bisa apa-apa lagi
Aku lumpuh dan hampir mati
Tolong aku Tuhan!
Kirim penolongMu
Kirim utusanMu
Kirim wakilMu
Kirim nabiMu
Kirim SidharthaMu
Kirim KonfusiusMu

Kirim MohammadMu
Kirim YesusMu
Kirim siapa saja asal aku tak mesti binasa
Dalam sengsara api neraka!
Aku rindu kau Tuhan
Tolong aku Tuhan
Angkat aku Tuhan...

Setelah itu ia kembali menunduk. Kertas yang dipeganginya ia remas perlahan-lahan dengan kedua belah tangan di depan wajahnya. Remasan tangannya dibuka perlahan. Gumpalan kertas itu ada di telapak tangan kirinya. Ia mengangkat sedikit tangan itu. Jari-jarinya gemetaran. Gumpalan kertas itu kemudian dibiarkan jatuh menggelinding ke lantai... Lampu berangsur redup.

Adegan IV : Golgota
I
Lampu menyala. Ditengah panggung Eka dengan gaun hitamnya berdiri dengan kepala tertunduk sambil memegang bunga yang so layu. Nampak sebuah duka yang mendalam. Pada puncak kesedihannya perempuan lalu berkata-kata :
Untuk apa beroleh seluruh dunia
Seluruh isinya
Segenap kemegahannya?

Untuk apa dapatkan kekekalan sorga
Seluruh kesuciannya
Segenap kemuliaannya?

Jika kemudian harus kehilangan
Orang yang dicintainya!

Eka masih tetap dengan kesedihannya tapi sudah  tidak meluap-luap, hanya tinggal desah nafas yang terdengar. Lampu berangsur padam.
II
Dibelakang tengah panggung terbentang kain putih. Cahaya warna merah muncul dari balik kain. Samar-samar terlihat sebuah salib tertancap. Mex, tita, dede, finda bakumangada disalib. Mereka kemudian mengeluarkan sebuah gumpalan kertas dari balik popoji mereka, mentapnya. Membaca.
Ompi :
Hallo teman,aku sekarang berada di neraka, yang mana sakit sekali. Dimana panas melebihi api waktu dibumi. Aku mengirim surat ini karena aku menganggap aku berada di sini itu semua karena kamu.
Kamu berkata kamu adalah teman dekatku setiap pagi siang dan malam kita bertemu kita bekerja bersama-sama, kita belajar bersama sama, kita tertawa bersama sama. Padahal kamu tau mengenai kebenaran kamu tau bahwa manusia harus lahir baru kamu mengetahui mengenai bahwa yesus adalah juruselamat manusia tetapi kamu tidak pernah cerita mengenai itu kepadaku.
Kamu tau bahwa neraka adalah nyata dan benar ada kamu tau bahwa surga juga adalah nyata dan benar ada dan kamu juga tau bahwa upah dosa adalah maut… neraka. Tetapi kamu tidak pernah bercerita tentang itu kepadaku. Sekarang aku berada di api siksaan yang mana aku akan tinggal selama lamanya di sini..
Apakah ini yang kau anggap teman,sahabat…Apakah kau puas sementara aku di neraka, kau berada di surga. Apakah kau puas aku menangis, berteriak, tersiksa, tubuhku yang dihinggapi ulat-ulat, dan api yang panas. Aku sungguh kecewa dan menyesal mempunyai teman seperti engkau. ( OS )
Ekpresi mereka berubah-ubah, takut, sedih, histeris, mulai merobek pakaiannya, memukul-mukul diri sendiri, babataria, menangis, meronta, babaguling, dll. (ngoni kan actor hebat kembangkan sandiri)
Beban moral, beban spiritual terlihat jelas diwajah mereka. Lampu padam.

Adegan V : Malendeng
Lampu menyorot Ompi pe tampa bertapa. Tapi kali ini Ompi so nda ada. Dimejanya hanya sebuah vas dengan bunga yang so layu.
Dari sisi kanan masuk leyden  membawa bunga yang masi fresco. Sisi kiri dating mex, finda, dede, tita.
Finda :
Mana Ompi?
Leyden :
K’Ompi so meninggal, 25 desember depe ibadah mingguan. ( sambil mengganti bunga)
Dede :
Biiijjiiii (spontan)
Mex :
Bagus kwa..
Tita :
Jang bakusedu kwa..
Leyden :
Qta nda jago ba lucu sama deng K’Ompi

(ompi deng tamang-tamang pe foto muncul di LCD)
Lagu (hilang semua janji…..terdengar)
Finda, Mex, Dede, Tita, Leyden menetaskan biji-biji tai mata…
(ompi saki puru tatawa di blakang panggung, :P)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Naskah Drama Rohani Untuk 6 Orang

Minahasa so perlu Bakera

BENNY J. MAMOTO DAN PERKEMBANGAN SENI BUDAYA SULAWESI UTARA